Author : GaemFi
Genre : Romance
Rating : PG-15
Length : Oneshot
Rating : PG-15
Length : Oneshot
Cho Kyuhyun | Kim Heebum
Happy birthday my lovely boy. Cho Kyuhyun-ie.. the one and only
==
Kakinya melangkah memasuki ruang
olahraga dengan sedikit berlari. Ia segera menutup rapat pintu ruangan cepat-cepat,
kemudian mengibaskan tangannya yang terasa kebas. Musim dingin Seoul memang
selalu menyebalkan untuknya. Ia tidak pernah menyukai suasana sekelilingnya
berubah menjadi putih terlapisi salju, tidak pernah suka suhu di bawah nol yang
membuat gigi bergemeletuk, tidak suka saat pakaian berlapis dan jaket bulu
tebalnya masih saja belum mampu melindunginya dari hawa dingin yang mencekam.
Heebum perokok berat,
tapi itu sudah lama sekali. Sekarang ia hanya merokok sesekali saat sedang
penat atau kedinginan seperti saat ini. Ia sudah tak pernah membawa benda itu
di dalam tasnya, walaupun di dalam mobilnya selalu ada persediaan. Begitu saja
ia masih sering terkena omel Kyuhyun.
Mengeluarkan sekotak
dari seragam sekolahnya, Heebum mengambil kesempatan selagi tidak ada Kyuhyun di
sekitarnya. Menyalakannya, Heebum menyesap rokok tersebut dengan perlahan,
mendesah nikmat dan mulai merasa hangat. Dan tiba-tiba ia tersedak saat ponselnya
berdering.
“Buang rokokmu.” Menjadi kalimat pertama yang ia dengar saat sudah
menempelkan ponselnya dengan sempurna di telinga, gadis itu mendengus kesal. Pria
di seberang sana mungkin memang terlalu mencintainya sampai-sampai insting-nya
tak pernah salah.
“Aku ini sangat
kedinginan, tahu tidak?”
“Rokok membuatmu cepat mati. Harus kukatakan berapa kali lagi?”
Jadi daripada menimbulkan
perdebatan cukup panjang melawan Kyuhyun dan berakhir dengan kekalahan di
pihaknya, ia membuang rokoknya. “Dasar cerewet.”
Heebum bisa mendengar dengusan
Kyuhyun di seberang sana sebelum pria itu melanjutkan ucapannya. “Kau di mana?”
Memutar bola matanya,
Heebum menjawab dengan terpaksa. ”Di ruang olahraga.”
“Baiklah. Kukira cukup hangat di sana.” Jika saja Kyuhyun bisa
melihat cibiran di bibir Heebum. “Rapatkan
jaketmu. Hari ini dingin sekali, aku tak mau menggendongmu kalau kau sampai
pingsan karena hipotermia.”
“Aku tahu. Kau kan
memang tidak menyayangiku.” Walaupun diucapkan dengan datar, tidak bisa
dipungkiri kalau Heebum berdebar. Oh, semua orang juga bisa melihat bahwa pria
itu sangat menyayanginya.
Kekehan kecil Kyuhyun
membuat kedua pipi Heebum merona, wajahnya menjadi lebih hangat sekarang. “Aku hanya memberitahumu kalau aku ada di
laboratorium. Pastikan kau tetap hangat, Sayang.”
Dengan pipi yang
semakin bersemu, Heebum menurunkan ponselnya setelah Kyuhyun memutuskan
sambungan secara sepihak. Biasanya Heebum tidak semudah ini untuk tersipu, tapi
bahkan dengan perlakuan kecil, asal itu dari Kyuhyun, pipinya bisa menjadi sangat sensitif.
Mengembalikan ponselnya
ke saku jaket, Heebum tersenyum konyol membayangkan seperti apa ekspresi
Kyuhyun di sana. Mereka memang sudah sering bersama, tapi hal itu belum mampu
melunturkan kekakuan si Ketua Yeongkwang
High School yang tampan itu.
“Oh, keparat.” Heebum
melonjak kaget saat ponselnya bergetar. Bayangannya tentang Kyuhyun dengan pipi
merah yang membuatnya sangat menggemaskan hancur begitu saja. Dengan kasar dan
sebal, Heebum menempelkan speaker
ponsel ke telinganya setelah melihat siapa sang pelaku. “Wae, Changmin-ah?”
==
“Bisa kau ambilkan aku pisau?”
Menyambar
pisau di meja, Kyuhyun bangkit dari duduknya lalu melangkah menghampiri Jisoo
yang sedang sibuk dengan praktikumnya. Berada di kelompok biologi yang sama
membuat Kyuhyun harus terjebak berdua di laboratorium untuk menyelesaikan tugas
mereka.
“Terima
kasih.” Jisoo menerima pisau yang diulurkan Kyuhyun. Sedikit melirik wajah
Kyuhyun dengan malu-malu. Ia memang menyukai pria itu. Siapa di sekolah ini
yang tidak menyukainya? Seorang pemimpin yang memberi contoh baik, tampan, dan
pintar. Hanya saja ia tidak terlalu berani mendekati Kyuhyun. Pemuda itu
terlalu kaku. Terlalu formal dan sopan jika berhadapan dengan wanita. Dan
sekolah digemparkan saat mengetahui pria tampan kebanggaan Yeomkwang itu kini
sudah tak sendiri lagi.
Kebanyakan
orang menganggap seorang yang sempurna—seperti halnya Kyuhyun—tidak akan
mencari seseorang yang berasal dari kalangan yang sama dengan mereka, seseorang
yang sama-sama sempurna. Pendek kata, orang yang sempurna akan mencari
seseorang yang memiliki kekurangan, dengan begitu mereka bisa saling
melengkapi.
Dan
pemuda itu memilih Heebum sebagai kekasihnya, Heebum si pembangkang. Gadis itu
terlalu sering bermasalah dengan guru, semua warga sekolah seperti sudah tahu
bagaimana tabiat Heebum. Yang mereka tak habis pikir adalah bagaimana bisa
Kyuhyun jatuh cinta pada gadis itu.
“Aww.”
Jisoo memegangi matanya yang kemasukan tepung. Gadis itu menggosok matanya
hingga basah, membuat Kyuhyun yang melihatnya tidak punya pilihan lain selain
menawarkan bantuan.
“Biar
kulihat.” Menyingkirkan kedua tangan Jisoo yang menutupi matanya, Kyuhyun mulai
mendekatkan wajahnya dengan canggung. Seumur-umur wanita yang pernah berjarak
sedekat ini dengannya hanya mendiang ibunya dan Heebum, ia merasa begitu asing
dan kagok. Karena niat Kyuhyun hanya untuk membantu, pemuda itu berusaha
bersikap biasa saja, meniup-niup mata Jisoo dengan napasnya yang segar.
Jisoo
memegangi lengan Kyuhyun yang sedang menangkup wajahnya. “Apa sudah lebih
baik?” tanya Kyuhyun berbisik, masih sibuk meniup. Sekali lagi Jisoo
mengguncang lengan Kyuhyun, kali ini berhasil membuat pria itu menoleh ke balik
punggungnya, ke arah yang sedang diperhatikan Jisoo.
Kyuhyun
berbalik dan melihat Heebum. Hati Kyuhyun mencelos saat mengenali tatapan
terluka di mata wanita itu. Ia segera melepaskan tangannya dan menjauhi Jisoo
untuk mengejar Heebum yang sudah berlalu.
“Heebum-a. Heebum-a! Tunggu. Dengarkan aku.” Kyuhyun berlari dengan perut bergetar
menahan ketakutannya sendiri. Ia memanjangkan lengannya dan menarik Heebum
untuk berhenti. “Dengarkan aku.”
“Apa?
Apa yang mau kaujelaskan?” Heebum mengusap matanya dengan kasar, menyisakan
jejak air mata yang membuat perut Kyuhyun terasa seperti baru saja ditinju. Heebum
mengembuskan napasnya dengan lemah. “Kita berakhir saja.”
Tatapan mata Kyuhyun
melemah hingga terlihat begitu hampa. “Tidak.” Kyuhyun terlihat seperti orang
linglung.
“Kenapa tidak?” Suara
Heebum parau dan pecah. “Kau kan lebih bahagia dengan Jisoo dibanding
denganku.”
“Kubilang tidak ya
tidak!” Nada bicara Kyuhyun meninggi dan Heebum bisa tahu kesabaran pria itu
nyaris habis hanya dengan melihat matanya saja.
“Kenapa kau egois
sekali!”
“Persetan dengan
egois.” Kepala Kyuhyun menggeleng lemah. “Tidak. Kita takkan berpisah. Aku
tidak mau.”
Perut Heebum mulas saat mata pria itu terus memandanginya dengan sendu, dengan
putus asa. Seumur hidupnya, baru kali ini Heebum melihat kondisi Kyuhyun yang
biasanya begitu berkuasa menjadi seperti itu.
Kyuhyun memutar tubuh Heebum yang meninggalkannya pergi dengan begitu
cepat hingga membuat gigi wanita itu bergemeletuk. Tapi gadis itu bahkan tidak
mampu menggerakkan tubuhnya hanya untuk melihat mata pria tersebut. “Kau
tidak percaya padaku?” lirih Kyuhyun.
“Aku takkan pernah bisa
menerima kembali sesuatu yang sudah menghianatiku.”
Dan Heebum membenci dirinya sendiri saat pria itu menjauhinya dengan
agak terguncang.
==
Monday
Berulang
kali Heebum melirik jam di pergelangan tangan kirinya dengan cemas. Bel masuk
akan berbunyi sebentar lagi, tapi bahkan jejak kaki Kyuhyun pun belum terlihat sama sekali. Heebum duduk
dengan kaki yang digetarkan hanya supaya kecemasannya bisa sedikit berkurang.
Meyakinkan diri sendiri bahwa pria itu akan datang.
Tapi bahkan sampai bel berbunyi dan
kegiatan belajar mengajar akan dimulai, Kyuhyun belum juga datang. Dan Heebum
menyerah dengan instingnya, instingnya memang tidak bisa diandalkan. Dengan membawa bungkusan yang sebelumnya
ia letakkan di meja, Heebum bangkit meninggalkan kelas tak memedulikan guru
yang sudah datang.
Heebum melangkah dengan pasti menuju
kantin. Di perjalanan ia bisa melihat keributan kecil di sana-sini membicarakan
sang ketua tidak masuk. Yah, Kyuhyun-a,batin
gadis itu. Kau memang dicintai dengan
begitu banyak.
“Ya! Changmin-a.”
Changmin menoleh menatap kedatangan
Heebum. Gadis itu sudah hapal tabiat Shim Changmin yang tak jauh beda darinya.
Kyuhyun memang dikelilingi orang-orang yang berbanding terbalik dengannya. “Eo, Heebum-a. Ada apa? Ya!!” teriak Changmin sesaat setelah Heebum memukul kepalanya.
“Apa masalahmu hah?”
“Apa masalahku? Kau mau tahu apa
masalahku?” balas Heebum dengan jengkel. “Kau tidak dengar apa yang anak-anak
lain bicarakan? Kyuhyun tidak masuk. Tidak. Masuk.” Heebum menekankan pada
bagian ‘tidak masuk’ sambil memelototi Changmin.
“Ah, itu. Dia sakit. Kau ini kekasih
macam ap—“
“Tunggu, tunggu.” Heebum mengangkat
tangannya untuk menyela ucapan Changmin. “Kau bilang apa tadi? Kyuhyun sakit?”
“Ya begitulah. Apa dia tidak
mengabarimu?”
Dengan susah payah, Heebum menelan saliva-nya. Kepalanya mendadak pening
dan lututnya terasa goyah. “Kyuhyun... sakit.” Kyuhyun-nya sakit. Memang
setelah kejadian hari Sabtu kemarin, Heebum menjauhi Kyuhyun. Hari Minggu
kemarin tangannya bahkan sudah gatal ingin menelepon Kyuhyun, tapi ia
mengurungkan niatnya begitu teringat rencananya dengan Changmin. Andai saja ia
menelepon, pasti ia takkan buta mengenai kabar pria kesayangannya itu.
Tangan gesit Heebum langsung merogoh
saku seragam dan mengambil ponsel untuk menghubungi pria itu. Ia menggigiti
kuku jarinya dengan gugup. “Ayolah... angkat, Kyuhyun. Angkat.” Desahan putus
asa terdengar dari bibir Heebum saat panggilannya tidak diangkat.
Gadis itu kembali menempelkan telinga ke speaker ponsel setelah menekan nomor 1 speed dial-nya. Kalau saja Changmin tidak meneleponnya saat itu,
pasti semuanya takkan seperti ini. Kalau saja Changmin tidak memaksanya untuk
ikut andil dalam rencana pria itu. Kalau saja ia bisa menolak. Kalau saja
Kyuhyun tidak mesra-mesraan dengan Jisoo sialan itu. Kalau saja ia dan Kyuhyun
tidak bertengkar. Kalau saja ia tidak pura-pura meminta berpisah. Kalau saja—
tunggu.
Heebum menurunkan ponselnya saat sebuah pemikiran terlintas di
kepalanya. Kyuhyun sakit. Setelah dia pura-pura minta berpisah. Tangannya kali
ini menampar Changmin hingga meninggalkan jejak merah berbentuk lima jari di
pipi pria jangkung tersebut. “Itu untuk Kyuhyun-ku!” Heebum melengos begitu
saja, tidak memedulikan sumpah serapah Changmin yang ditujukkan padanya.
Tangannya berniat akan memasukkan ponsel ke dalam tas saat matanya melihat foto
di layar ponselnya. Dengan berapi-api Heebum menunjuk-nunjuk foto Kyuhyun. “Kau
sangat mencintaiku ya?”
==
“Kyuhyun.”
“Kyuhyun.”
Kyuhyun ingin membuka mata saat mendengar Heebum memanggil namanya
berulang-ulang, namun kelopaknya terlalu berat untuk diangkat. Pemuda itu
berusaha mengembalikan kesadarannya ketika menerima tepukan atau pun usapan
lembut yang diiringi nada cemas dalam suara Heebum.
“Kyuhyun, bangunlah,” bisik Heebum lirih tepat di telinganya. “Kau bisa
mendengarku?”
Saat datang tadi, Heebum langsung dikejutkan melihat keadaan Kyuhyun
yang pucat pasi dan tidak sadar. Pakaiannya bahkan sudah basah oleh keringat
padahal keadaan di luar sedang sangat dingin. Gadis itu memekik nyaris menangis
ketika meraba dahi Kyuhyun dan yakin bahwa suhu tubuh pria itu sekarang dapat
mendidihkan air. Tidak ada pelayan yang mengetahui keadaan Kyuhyun yang sedang
sakit, Heebum tahu tidak ada yang berani mengusik tuan muda rumah ini. Gadis
itu langsung saja berlari mengobrak-abrik kotak obat mencari kompres praktis
untuk meredakan demam Kyuhyun.
Kyuhyun merasa ada sekarung pasir yang dihantamkan ke kepalanya. Seluruh
tubuhnya terasa sakit, terasa tak bertulang hingga meloloskan erangan kecil
dari mulutnya. Sakit di kepalanya sedikit mereda ketika ada sebuah tangan yang
terasa dingin mengusap dahinya dan menyibak rambutnya yang mencapai alis dengan
lembut.
Heebum mendesah lega saat melihat mata Kyuhyun perlahan terbuka. “Baru
aku begitukan saja kau sudah sakit seperti ini. Kau akan seperti apa kalau aku
minta putus sungguhan.” Gadis
itu menciumi wajah tampan Kyuhyun dengan sayang, merasakan sapuan bulu mata
Kyuhyun yang sedang mengerjap ketika menempelkan bibirnya di pelipis pemuda
itu. Heebum membantu Kyuhyun bersandar, kemudian meminuminya obat.
“Kau mengerjaiku?” Suara Kyuhyun serak, dan berhasil memunculkan
perasaan bersalah pada diri Heebum. Kyuhyun sakit juga karenanya.
“Maafkan aku. Changmin-mu itu yang memaksaku.” Heebum menunduk memainkan
jemari Kyuhyun yang terkulai. “Tapi aku benar-benar marah soal Jisoo.”
Tangan Kyuhyun terangkat hanya supaya bisa mengelus kepala Heebum. “Aku
hanya meniupkan matanya.”
“Yah, aku tahu. Jisoo yang menceritakan semuanya dengan wajah ketakutan.”
Heebum perlahan beranjak dari sisi Kyuhyun, mengelilingi kamar pria itu yang
luas. Tangannya menggapai sesuatu yang terlipat rapi di atas meja, kain merah
yang melingkar di lengan kanan Kyuhyun sehari-hari, penunjuk pangkatnya sebagai
Ketua Yeomkwang High School.
Heebum memasang kain itu di lengan seragamnya sendiri, dengan antusias
berlari ke hadapan cermin besar di dinding. “Wah-wah, aku sudah tahu dari dulu.
Mengenakan apa saja, kau tetap akan terlihat cantik, Heebum-a.”
Kyuhyun hanya terkekeh dari tempatnya, memandangi Heebum yang sedang
memuji diri sendiri. Seperti seorang ratu yang senang ketika cermin ajaib
memilihnya sebagai wanita tercantik di dunia. “Cantik katamu?”
Heebum berputar menatap ke arah Kyuhyun dengan mata menyipit. “Ya. Aku
kan memang cantik.” Melihat Kyuhyun yang mencibirnya membuat Heebum sebal. “Ya!
Tidak usah gengsi begitu. Changmin bilang kau selalu mengatakan kalau aku ini gadis
tercantik yang pernah kaulihat. Kenapa tidak jujur saja sih?”
“Dia itu pembual. Kau
dibohongi.”
“Dasar menyebalkan. Kau
ini tidak romantis sekali sih.”
Menghentakkan kakinya sebal, Heebum kembali duduk di samping Kyuhyun. Kyuhyun
melingkarkan lengannya di sekeliling pinggang Heebum, menggoda Heebum dengan
menyerempetkan bibirnya di atas bibir gadis itu.
Heebum tersenyum dengan
perlakuan Kyuhyun. Gadis itu memeluk leher Kyuhyun ringan kemudian mencium
pipinya dengan keras. “Selamat ulang tahun, Sayang. Terima kasih karena sudah
menjadi apa kau hari ini.”
Kyuhyun tersenyum
tipis, tak dipungkiri hatinya begitu bahagia.“Tahun ini, lalui denganku lagi
ya?”
Dengan pasti, Heebum
mengangguk. “Ya, tentu saja. Tanpa kau minta pun akan kuberikan.”
Kyuhyun mendekatkan
wajahnya ke wajah Heebum, kemudian menunduk mencium gadis itu tepat di
bibirnya. Saling memantapkan posisi masing-masing agar pagutan mereka tak
terlepas. Jari Heebum menyusuri rambut Kyuhyun yang lembut, menarik tengkuk
pria itu dengan semangat, kemudian mereka memisahkan diri mengambil napas.
Heebum membalas
senyuman yang Kyuhyun berikan. Tangannya merapikan rambut Kyuhyun yang
berantakan karena ulahnya. “Kau harus cepat sembuh, Kyu. Aku tidak mau kalau
harus mencium wajan penggorengan setiap hari.” Gadis itu mengusap bibir Kyuhyun
dengan lembut. Pria itu sedang demam, bibirnya panas dan napas yang menubruk
wajah Heebum lembut juga lebih hangat dari biasanya.
Lengan kiri Kyuhyun
menelusup ke bawah leher Heebum, menjadikannya bantal untuk gadis itu, secara
tersirat memerintahkan gadis itu untuk berbaring mengimbangi dirinya yang sudah
lebih dulu memejamkan mata.
Heebum berbaring
menghadap Kyuhyun, mengusap kepalanya sayang.
“Heebum-a?”
Belum menghentikan
aktifitasnya, Heebum tak pernah bosan menatapi wajah Kyuhyun yang sedang
terpejam. “Hmm?”
“Saranghae.”
“Hmm?” Dengan agak
terkejut dan bergetar, Heebum berdehem menjernihkan tenggorokannya yang ikut
terkejut. Jantungnya seakan-akan bisa melompat keluar dari mulutnya saat ini
juga. Melihat Kyuhyun yang tetap memejamkan mata, Heebum mengerti bahwa pria
tercintanya itu sedang malu, pasti bukan perkara mudah untuk Kyuhyun mengungkapkannya.
“Saranghaeyo.”
=END=