2011/12/20

{fanfiction} Snow White



Prolog
{What am i?}


Apa ya?

Aku berdiri di tempat ini. Di tengah lapangan yang penuh sesak dengan manusia dan segala tetek-bengek aktivitas mereka. Aku selalu senang memperhatikan manusia-manusia itu. Akan selalu begitu.
           
Gedung Yeomkwang High School menjadi latar tempatku sekarang. Dengan pohon yang mulai menghijau seiring kedatangan musim semi. Dengan semerbak nektar Chrysantemum yang mengumbar wangi. Dengan tetesan air mancur yang memantuli batu alam di sudut lapangan. Segala kuasa Tuhan yang aku syukuri eksistensinya.
Rambutku bergoyang kecil disentuh angin. Hari belum terlalu siang tapi selembar cahaya matahari memercik mukaku.

Aku menarik napas dalam. Menjejalkan oksigen di setiap lorong paru-paruku. Menakjubkan. Bahwa di dalam tubuhku tertopang sepasang paru-paru. Bahwa aku bernapas seperti halnya manusia dan itu menyebabkan jantungku terhantam debaran-debaran yang aku sendiri tak mengerti apa maksudnya. Ini membuat kebahagiaanku membuncah. Layaknya dunia dan seisinya berada dalam genggamanku.

Bukan tanpa sebab aku berada di sini. Aku tidak bisa mendatangi dunia manusia dengan sesuka hatiku. Peraturan menjeratku. Menjadi selayaknya manusia bukan perkara yang mudah. Aku mengimitasi semua yang manusia lakukan dan aku tahu itu tak akan memberi efek sedikitpun mengingat bahwa manusia tak mampu melihatku. Aku tidak kasat mata.

Dan soal apa aku. Manusia. Itu bukan bangsaku.



==


Snow White. Itu lebih mendefinisikan makhluk apa aku sebenarnya. Bukan tokoh dalam cerita anak-anak dengan tujuh kurcacinya yang aku maksud. Kaum kami lebih istimewa dari itu.

Para dewa sendiri yang menunjuk segumpal jiwa murni untuk melengkapi keluarga mereka. Dan aku termasuk satu dari jutaan jiwa yang beruntung itu.

Perawakan Snow White tidak jauh lebih baik dibandingkan manusia. Kelebihan kami hanya, mampu menembus tameng di kepala manusia untuk mencuri dengar apa yang makhluk itu pikirkan. Kadang-kadang. Tidak selalu ampuh sebenarnya.

Makhluk tanpa organ dalam. Itu sudah menjelaskan banyak hal. Bahwa kami tidak makan. Bahwa kami tidak memerlukan oksigen yang terikat dengan darah untuk mempertahankan eksistensi kami. Bahwa hati sama sekali tak berguna dan bahwa kami tak memerlukan otak untuk berpikir.

Snow White yang dinilai telah mencapai taraf kedewasaan akan menjelajah untuk menemukan jodohnya di bumi. The Great Achievement. Jodoh adalah pencapaian terbesar kami jika kalian belum tahu. Karena dengan begitu, kami dapat bereinkarnasi menjadi manusia.

Menemukan the great achievement bukan perihal mudah. Hal itu sama seperti mencari sebuah jarum di setumpuk jerami. Mencari sebutir nasi di galaksi yang maha luas. Sudah kukatakan bahwa kami tidak dapat mendatangi bumi seenak jidat.

Setiap 50 tahun sekali dalam hidupnya, snow white dewasa akan menjejakkan kaki mereka ke tanah bumi. Hanya tujuh hari kami dapat bertahan di sana. Itu pun bukan berarti kami dengan sekejap mampu menemukan jodoh. Kemungkinan terbesarnya hanya 40%.

Jika gagal?

Saat sudah jatuh tempo dan kami belum menemukannya, kami akan kembali ke Olympus menggunakan sayap kami dan menanti hingga 50 tahun ke depan. Sesederhana itu.
           
Saat kami berada di bumi, tubuh kami disogoki organ-organ dalam yang untuk mengingat namanya saja membuatku bingung. Itu berguna agar kami terbiasa menjadi manusia jika sewaktu-waktu sang jodoh datang dan mengubah kami. Kami hanya mampu bereinkarnasi saat bulan purnama tiba. Saat itu snow white dan pasangannya harus menyatukan setetes darah mereka. Dan setelah beberapa saat, tadaaa...manusia.

Bagaimana kami bisa tau jika seseorang itu adalah jodoh kami?
           
Mudah saja. Kami terlalu menyilaukan di mata mereka. Indra mereka mampu menangkap kederadaan kami. Hal terpenting adalah mereka memiliki benang merah di jari kelingking yang tidak dapat dilihat manusia dan benda itu saling berkaitan dengan benang di jari-jari kami. 
           
Ini adalah pengalaman tunggalku turun ke bumi. Aku gugup sebelumnya. Sungguh. Beruntung rayuan para senior ampuh mengendurkan syaraf tegangku.

Siwon Oppa, snow white super sempurna itu gagal 3 kali dalam hal ini. Bayangkan saja betapa tuanya dia. Hihihi. Ryeowook Oppa baru saja kembali dari bumi. Dan kalian tahu? dia mendapatkan kotak-kotak di perutnya yang coklat itu. Masih banyak lagi yang gagal dalam ekstradisi pencarian the great achievement mereka. Dan itu mampu menaikkan kepercayaan diriku. Sedikit.


            ==


1st day, Yeomkwang High School
{What does she think?}


Aku berkeliling di sekolah ini untuk mencari aktivitas manusia yang bisa ku imitasi, saat kemudian aku memutuskan menghentikan aktivitasku dan memandangi seorang gadis cantik yang berdiri sendiri menatap sesuatu. Aku mengikuti arah pandang gadis itu. Dia menatap dua orang yang duduk di sudut sana. Seorang gadis dan lainnya seorang pria. Mereka begitu akrab. Tapi menurut intuisi-ku, mereka bukanlah sepasang kekasih.

Dia memandangi mereka –tepatnya gadis di sana itu- dengan aura kebencian, kemarahan dan entahlah.

Kim Heebum. Dari name tag gadis ini.


            ==


2nd day, Yeomkwang High School
{Unfortunately}


Ini hari ke-duaku di bumi. Itu artinya waktu untuk mencari the great achievementku berkurang. Dan bodohnya, sekarang aku justru mengikuti gadis –Kim Heebum itu. Pikirannya membuatku penasaran.

Aku berjalan mengikuti alur punggung Heebum. Melewati koridor yang terhubung dengan lapangan sofball. Jika boleh aku berspekulasi, Heebum itu gadis yang manis.

Yah..tidak jauh beda denganku.

Hei..jangan memandangku seakan aku adalah pembohong tingkat dewa. Aku tergolong yang terindah dari kaumku. Jadi bisa dibayangkan betapa moleknya aku.

Pikiranku teralihkan oleh suara pikiran manusia di sekitarku. Heebum! Di mana dia?
Aku membalikkan badanku. Tidak! Jangan katakan!

”Heebum awas!” Aku mencoba meneriakinya. Dan di saat seperti inilah aku merasa tidak berguna. Siapa pun tak dapat mendengarku.

Kejadian itu begitu cepat. Tiang itu menimpa kaki Heebum tanpa diduga-duga. Dan setelah aku rasa sudah cukup merutuki ketidakberdayaanku, aku mendatanginya. Beberapa murid yang ada di sini menolong Heebum. Menyingkirkan tiang sialan itu. Gadis itu hanya meringis. Aku ingin menangis. Pasti sangat menyakitkan.

”Heebum-a, kau tak apa-apa?” Seorang gadis berjongkok di hadapan Heebum. Benar-benar cemas. Seingatku gadis ini adalah gadis yang menjadi obyek pandangan Heebum –dan aku- kemarin, Choi Seulrin. Dan pria yang berdiri di belakangnya itu, Cho Kyuhyun.

Heebum menepis lengan Seulrin yang terulur padanya. ”Tak usah berpura-pura peduli padaku!”

Jika aku adalah Seulrin, aku akan langsung pergi setelah diperlakukan seperti itu.

”Heebum, jangan begini.Suara Seulrin melirih. Aku belum menemukan titik perselisihan mereka sebenarnya.

”Pergilah. Aku tak membutuhkan bantuanmu.

”Heebum­-a... Kumohon.

”Sudahlah, ayo kita pergi saja.” Kyuhyun menarik lengan Seulrin menjauh. Sedikit aksi tarik-menarik yang timbul karena gadis itu menolak kemauan Kyuhyun untuk pergi.

Pada akhirnya Seulrin yang mengalah oleh tarikan paksa seorang Cho Kyuhyun.
Secepat cahaya, ada seorang pria yang menggamit lengan Heebum dan membantu gadis itu berdiri. Pria tampan yang membuatku meneteskan liur, Lee Donghae. Dan sayangnya bukan dia the great achievementku.

“Harga dirimu terlalu tinggi, nona Kim.


==


Kantin, Yeomkwang High School


Aku melangkah membuntuti Seulrin dan Kyuhyun.

“Kenapa kau mencegahku hah?”

“Apa kau tak bisa mendengarnya? Dia tidak membutuhkanmu.Kulihat Kyuhyun berdiri memunggungi Seulrin.

”Tapi dia terluka, Kyu! Kau lihat sendiri kan tadi?” Seulrin mendengus tak percaya. “Dan jangan kau pikir aku tak tahu bahwa kau benar-benar mencemaskannya! Tak usah membohongi perasaanmu.

Eh?


            ==


Angin membelai wajahku lembut. Menyejukkan. Aku dapat melihat manusia yang berlalu lalang dari atas sini. Dahan pohon yang tinggi memang tempat yang paling strategis untuk diduduki. Oh the great achievement-ku. Di mana kau sebenarnya? Ah... aku bosaaaaaaaaaaannn !!


            ==


3rd day. Yeomkwang High School
{Crazily}


Hari ke-tigaku di bumi. Dan karena tingkat kebosananku yang semakin merajai tubuh, aku masih saja mengikuti Heebum. Kemarin dokter memeriksa kakinya. Dan yah... dia memakai penyangga hari ini. Yang terpikir olehku, apakah gadis ini tak mengenal istilah izin tidak masuk sekolah?

Gadis itu berjalan sendiri menuju lokernya dengan buku-buku yang berada di pelukannya. Entah kenapa ruangan ini sepi sekali.

”Aish. Sial!”

Kulihat salah satu buku Heebum terjatuh. Untuk orang normal –yang tanpa penyangga- itu hal yang lumrah. Mereka tinggal memungutnya kembali. Tapi Heebum?

Dia berjongkok sedikit demi sedikit. Tentu saja kaki kanannya –yang di gips tidak ikut ditekuk. Aku tau itu sakit. Tangannya berusaha menggapai buku itu. Sedikit lagi... sedikit lagi... dan.. dapat! Akhirnya... aku ikut menahan napas tadi. Gadis itu mencoba berdiri. Tapi sial, kurasa kakinya mulai bermasalah. Dia tertahan di posisi itu sekarang. Tubuhnya berkeringat dan pucat pasi seperti menahan sakit.

Keparat. Akan kubunuh orang yang tidak memasang tiang itu dengan benar,” umpatnya.

Sebuah tangan terulur di hadapan Heebum. Dan aku tahu siapa. Cho Kyuhyun.

Heebum hanya memandangi Kyuhyun tanpa menerima uluran tangan pria itu. Membuat Kyuhyun menggoyangkan tangannya. ”Ku bantu.

Demi apa, jika tidak benar benar dalam keadaan terjepit, aku jamin Heebum akan menolaknya. Tapi keadaan berbicara lain. Heebum meraih tangan pria itu dan menggenggamnya erat. Kyuhyun menarik lengan Heebum kemudian mendekap pinggang gadis itu hingga berdiri.

”Jangan mengasihaniku.

Kyuhyun hanya tersenyum. Dan kalian tahu? Tangannya terulur hanya supaya bisa mengusap kepala Heebum lembut, lalu melangkah pergi. Gila!


            ==


”Hai, sendiri saja?”

Holaaa... aku mengikuti Seulrin kali ini. Dan yang bicara tadi, pria tampan-ku, Lee Donghae. Seulrin mengalihkan pandangan dari novel yang dia baca. Gadis itu menengok ke kiri lalu kemudian ke kanan. Eh? Ada apa?

”Kau berbicara denganku?”

Donghae langsung melayangkan pantatnya ke bangku samping Seulrin. ”Apa kau melihat ada orang di sini selain dirimu?”

Seulrin menggeleng. Dan mengerti bahwa Donghae memang mengajaknya bicara. Pria itu melayangkan pandangannya ke sekeliling. Mencari apa, tampan? Apa kau mencari gadis cantik seperti ku? Aish.. lupakan! (-__-”)

”Kemana teman Cho-mu itu?”

Seulrin menghedikan bahunya. ”Entahlah.

”Biasanya kalian selalu bersama.

”Tidak juga. Jika bosan bocah itu selalu berkelana sendiri.

”Dan meninggalkanmu?”

Seulrin mengangguk. ”Dia juga punya kehidupannya sendiri.

”Apa kalian pacaran?”

Hmm?” Sekali lagi Seulrin berhenti membaca. Beralih menatap wajah tampan Donghae yang penasaran. Pertanyaan bodoh macam apa itu?”

Donghae menelengkan kepalanya dengan begitu antusias. ”Jadi?”

”Kami hanya berteman, itu sudah lebih dari cukup.

Kulihat dahi Donghae yang berjengit sudah kembali mulus. Dan kalian tau apa yang pria itu katakan setelahnya? ”Baguslah. Aku tidak jadi patah hati kalau begitu.



            ==


4th day. Yeomkwang High School
{Umm...}


Jeng jeng jeng. Hari ke-empatku di bumi dan sosok sialan itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Apanya yang the great achievement? Harusnya istilah itu diganti dengan the worst person! Ah, tidak tidak! The great fault. Ya, kurasa itu lebih sesuai. Benar, the great fault. Tapi tetap saja, ah...

Tenang Hyobin, dinginkan kepalamu. Tarik napas, keluarkan. Tarik napas, keluarkan. Oke, aku lebih tenang saat ini. Aku harus menunggu the great achievement-ku sampai dia menemukanku.

Aku menggoyangkan kakiku yang terkulai. Aku sedang duduk di dahan pohon sekarang. Di sana, kulihat Heebum yang akan menaiki tangga dan ada Seulrin juga. Hei, ada apa?

Aku akan melihatnya.

”Pergilah. Aku tak butuh bantuanmu.” Heebum berbicara dengan nada dingin seperti biasa. Seulrin hanya diam dan mempertahankan senyumnya. Tangannya meraih lengan Heebum. Berani taruhan? Aku yakin Seulrin berniat membantu Heebum menaiki tangga. Dan sudah kuduga, Heebum langsung menepis tangan Seulrin.

”Kau pikir dengan membantuku kau akan memperbaiki segalanya hah?” Heebum melangkah pergi.


            ==



”Sebenarnya apa masalahmu dengan Heebum?” Kulihat Seulrin menghela napasnya. Lagi.

”Ini masalah keluarga, Kyu.

”Lalu? Jika masalah keluarga memangnya kenapa?”

”Jika masalah keluarga, kau tak semestinya tahu,” gumam Seulrin dengan muka ditekuk.

”Kenapa tidak? Anggap saja aku kaluargamu. Masalahnya selesai kan?”

”Tapi tidak semudah itu, bodoh.

”Ssstt... Kau sendiri yang membuat hal mudah menjadi sulit. Apa susahnya bercerita hmm?”

”Keras kepala!”

”Astaga, jangan bilang kau baru tahu.

Dasar bodoh.

Aku juara kelas. Apa kau lupa?

”Dasar sombong! Ah, sudahlah. Dengarkan aku. Kau tahu, kan, Heebum hanya tinggal dengan ayahnya?”

Kyuhyun mengangguk.

”Ibuku memiliki hubungan khusus dengan ayah Heebum.

Dahi Kyuhyun mengerut ”Lalu apa masalahnya?”

”Heebum pikir ayahnya telah melupakan ibunya dan menganggap ibuku datang lalu memperburuk keadaan.”


==


5th day. Yeomkwang High School.
{Blessing}



Waktuku di bumi tinggal sebentar lagi. Aku benar-benar pasrah. Misalkan waktuku habis pun, aku masih dapat mencarinya 50 tahun lagi. Tapi itu terlalu lama.

Aku duduk di samping Heebum. Mungkin kakinya sedikit ngilu sehingga gadis itu memutuskan duduk di taman belakang sekolah.

”Tidak pulang?”

Aku berbalik. Cho Kyuhyun. Pria itu langsung menjatuhkan diri di samping Heebum. Beruntung pantatnya tidak menindih badanku. Aku berdiri saja.

”Sebentar lagi aku pulang.

”Dijemput?”

Heebum menggeleng. ”Naik taksi.

Dan entah kenapa saat mendengarnya aura Kyuhyun mencerah. ”Pulang bersamaku?”

Ah, pantas saja. Dasar pria tampan! selalu saja seperti itu.

”Terima kasih, tapi tidak perlu.

”Kenapa kau selalu menolak niat baikku?”

Heebum menatap Kyuhyun yang sedang menatap lurus ke arah lain. ”Maksudmu?”


”Tak selamanya aku bisa menahan diri, Hee-ya.

Eh? Hee-ya? Tidak buruk. Hahaha. Dan gadis itu, ayolah... Kapan kau mengerti, Sayang?

”Menahan diri? Aku tak mengerti”

Giliran Kyuhyun yang menatap Heebum dengan kesal. Membuat gadis itu gelagapan karena tatapan tajam yang mampu menghunus jantungnya. Kenapa begitu sulitnya gadis itu untuk mengerti? ”Aku mencintaimu. Apa kau belum mengerti juga?”

Hahaha. Kalian harus melihat wajah Heebum sekarang. Mata gadis itu terbelalak dan mulutnya terbuka. Tangan Kyuhyun bergerak mendorong dagu Heebum perlahan agar tertutup. Hahaha... lihat, pipi gadis itu merona. Omona.

Otak Heebum sedang membanting tulang untuk mencerna semuanya. Dan sekarang, pemahaman baru itu muncul.

”Kenapa diam?” tanya Kyuhyun

Hmm? Lalu aku harus apa?”

”Aku beri kau dua pilihan.

Dua?

”Ya, dua pilihan. Pilihan pertama, kau jadi pacarku.

”Pilihan kedua?”

”Pilihan kedua, kau menolakku, tapi 5 detik setelah itu kau menjadi kekasihku dan jangan harap bisa lari.

”Itu sih sama saja namanya.

”Jadi...

”Jadi?”

Kulihat wajah Kyuhyun mendekati Heebum. ”Jadi mana pilihanmu, Sayang?” Sedetik kemudian Kyuhyun menekan bibir Heebum menggunakan bibirnya. Balas membalas. Dan kurasa ini tidak akan cepat berakhir.


==


Hyundai Dpartement Store


Aku mengintip foto yang sedang dibawa Heebum, fotonya dan Kyuhyun.

Kalian tahu? Kyuhyun menculik Heebum tadi, dan aku mengikutkan diri untuk diculik. Kalau tidak salah, kencan. Tempat ini namanya Departement Store. Apakah benar? Sepertinya sih iya.

Heebum menoleh ketika sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Sekotak susu coklat.
”Terima kasih.

Jari Heebum menelusuri bibir kaleng yang dingin dan mengembun. Gadis itu membuka lalu membiarkan cairan berwarna coklat yang manis itu mengaliri kerongkongannya. Matanya tak sengaja menumbuk satu keluarga yang duduk di sudut ruangan. Ayah, ibu, dan dua anaknya yang mulai beranjak dewasa.

Heebum-a, aku tahu perasaanmu.

”Kau ingin seperti mereka?” Heebum mengalihkan pandangannya ke arah Kyuhyun.

Gadis itu tersenyum kecut. ”Apa bisa?” Ucapannya terdengar seperti dakwaan. Bukan menyerupai seonggok pertanyaan yang butuh untuk dijawab.

Kyuhyun berjongkok di depan gadis itu. ”Aku tahu hubunganmu dan ayahmu lebih dekat dibanding apapun. Tapi apakah kau tahu Hee-ya? Tidak semua hal bisa diungkapkan ayahmu padamu. Ayahmu tetap saja membutuhkan pendamping.” Pria itu mengusap pipi Heebum lembut.

Perkataan Kyuhyun begitu merasuk ke dalam benaknya. Gadis itu memikirkan keluarganya, ayahnya dan kehidupan keluarga kecil itu setelah kematian ibunya 8 tahun lalu. Dan itu berhasil menohok hatinya. Memanaskan sekaligus melembabkan matanya, mengelukan lidahnya.

”Kyu...”

Hmm?”

”Antar aku pulang.


==


Heebum’s Residence



”Ayah pergi dulu.” Kulihat ayah Heebum yang sedang menuruni tangga sembari mengenakan jasnya.

”Hati-hati, Ayah.

Ayahnya masih muda dan tampan. Sungguh. Aku dan Heebum duduk di sofa bawah, memandangi Mr. Kim

Mr. Kim menghentikan langkahnya tepat sebelum tangannya merasakan dinginnya gagang pintu saat ucapan Heebum memanggilnya

”Ayah...

Hmm?”

”Besok...

”Besok?”

”Makan malam dengan Choi ahjumma di sini saja.

Mulai saat ini, sinar beban yang terpencar dari mata Mr. Kim menghilang. Penghalang hubungannya sudah sirna sekarang. Heebum sudah menyetujui hubungannya.
Dan aku.. aku ikut senang (^__^)


            ==


6th day. Heebum’s Residence
{All is well}



Heebum dan Seulrin duduk berdua di sofa balkon kamar Heebum. Orang tua mereka sedang makan malam. Dan hihihi.. (^__^”) aneh melihat dua gadis ini duduk bersama.

Bintang-bintang sedang tidak malu memancarkan pesonanya. Begitu juga bulan yang memantulkan cahaya matahari dengan anggunnya. Angin lembut menyapa. Menggelitik permukaan kulitku.

”Hah.. lega rasanya.” Seulrin merentangkan tangannya.

”Di sini dingin, ayo masuk.” Seulrin mengangguk ringan lalu berjalan mengikuti Heebum. Dan aku membuntuti mereka. Aku mengikuti Heebum yang menghempaskan tubuhnya ke kasur. Sedangkan Seulrin, dia berkeliling memandangi pajangan yang terletak di sini.

”Heebum-a?

Hmm?”

”Kenapa tiba-tiba kau menerima ibuku?”

Karena—“ Heebum mengulangi ucapan Kyuhyun tempo hari di dalam benaknya demi dirinya sendiri. “...setidaknya wajahmu tidak membuatku malu jika kau yang menjadi saudaraku.

Hahaha. Senang rasanya mendengar Heebum yang merutuki dirinya sendiri. Entah kenapa justru kata-kata itu yang meluncur dari mulutnya. Aku tahu, Heebum bukanlah orang yang menjadikan kecantikan sebagai prioritas utamanya.

Astaga, seorang Kim Heebum mengakui kemolekanku.

”Yah, tertawalah sepuasmu.

”Hahaha. Hei, apa ini? Heebum-a, kenapa ada fotomu dan Kyuhyun di sini?”

”Eh, itu...”


==


7th day. Yeomkwang High School
{Finally}


Hari terakhirku di bumi dan aku belum juga menemukan the great achievement-ku. Sedih. Tapi aku juga lega. Setidaknya aku akan pergi dengan perasaan bahagia melihat manusia terdekatku dalam keadaan baik-baik.

Aku sedang duduk di dahan pohon Yeomkwang High School untuk terakhir kali. Terlihat Kyuhyun dan Heebum yang sedang bermesraan di bawah sana. Hihihi.

Dari sini terlihat pula Seulrin yang mengitari sekolah. Sesekali bertanya pada murid lainnya. Berani bertaruh? Aku yakin dia mencari sahabat Cho nya itu. Saat dia melihat Kyuhyun dan Heebum, senyum terlukis di bibirnya lalu memutuskan memberikan privasi untuk pasangan itu. Pilihan tepat kurasa.

Aku turun dari dahan dan melangkah mengikuti Seulrin yang menuju ke kantin. Dia duduk di salah satu bangku. Tiba-tida sepangan lengan menutupi kedua mata gadis itu. Lee Donghae.

”Tidah lucu, Hae-ya.

Donghae menjauhkan tangannya dari mata Seulrin sembari memposisikan tubuhnya duduk di samping gadis itu. Bagaimana kau selalu bisa menebak kalau itu aku sih?

Tentu saja, Donghae-ya. Kau saja yang tak tahu kalau gadis itu adalah fans-mu.

Hei, kau tahu, tidak? Aku lega mendengar sahabatmu berpacaran dengan Heebum. Itu artinya tidak ada lagi pria yang berkemungkinan untuk memilikimu.

”Kau mendoakan aku menjadi perawan tua?”

”Tidak. Mungkin. Entahlah. Jika hanya itu satu-satunya cara agar tak ada pria mana pun yang memilikimu, maka jawabanku adalah iya. Tapi kau tak perlu khawatirkan jalan hidupmu ke depan nanti. Aku yang akan menjamin kehidupanmu.

”Astaga, Lee Donghae. Jangan katakan bahwa kau mencintaiku.

”Bagaimana jika benar? Jangan kau kira aku tak tahu bahwa kau juga mencintaiku, nona Choi.

Ya! Kenapa kau mengetahuinya?”

O..o Kenapa jadi seperti ini?

Donghae langsung menarik Seulrin ke dalam pelukannya. Ini tontonan menarik. Lebih menarik daripada melihat abs Siwon oppa yang menggiurkan itu. Sungguh.

Aakhirnya... setelah tiga tahun, aku dapat memelukmu seperti ini.

Hei hei hei. Kau terbutakan oleh pesonaku.

Ya ya ya, terserahmu menganggapnya seperti apa.

Hahaha... Sedih rasanya meninggalkan mereka. Aku berjalan menuju atap sekolah. Angin berhembus agak kencang di sini. Dan sudah waktunya aku pergi.  Selamat tinggal bumi, selamat tinggal Yeomkwang High School. Aku mengeluarkan sayapku

Tapi, eh?


Epilog
{I love you. Yesterday.Now.Tomorrow.Forever}


Aku menghapus riasan dari tubuhku. Pesta resepsi pernikahanku baru saja selesai. Dan sekarang rasanya tulangku remuk semua. 3500 undangan terlihat jauh lebih banyak dari perkiraanku.

Pintu kamar mandi terbuka dan aku dapat melihat seorang pria keluar dari sana melalui pantulan cermin meja riasku. Suamiku. Apakah aku sudah mengatakan ini? Aku manusia sekarang. Dan dia yang mengubahku. Hahaha.

Dia mendekat dan langsung memelukku dari belakang. Embusan napasnya yang mengenai tengkukku membuatku geli. Bergidik. Tapi menyenangkan. Itu artinya jantungnya masih berdetak untukku. Nyawanya masih bertahan untuk hidup bahagia bersamaku. Dia memainkan bibirnya di tengkuku. Dan dia benar-benar tau caranya. Aku tak mampu menahannya jika sudah begini.



{Flashback}
7th day. Yeomkwang High School


Aku mengeluarkan sayapku. Tapi, eh? Ada apa? Aku merasakan sesuatu menyentuh sayapku. Aku berbalik.

HYA!! Didia..

Ini sayap sungguhan?”

Aku tak peduli bagaimana wajahku saat ini. ”Kakau bisa melihatku?”

”Tentu saja. Kenapa tidak?” jawabnya dengan wajah inosen. Tidak tahukah dia bahwa aku sudah menunggunya selama ini?

Agar lebih meyakinkan, aku menatap jari kelingkingnya. Dan bingo! Benang merahnya terhubung dengan jari kelingkingku. Aku menatap sekilat name tag-nya. Nama yang sesuai.

”Kau, kalau boleh tahu, siapa namamu?”

Uwooo.. dia menanyai namaku. ”Jung Hyobin.

Aku tersenyum melihatnya. Senyumnya manis. Gusinya membuatku tergila-gila. Pria ini. Dia tidak memunyai lesung pipi seunik Jungsoo Oppa. Tidak secantik Heechul Oppa. Tidak se-cool Hankyung Oppa. Tidak semanis Yesung Oppa.Tidak segarang Kangin Oppa. Tidak sechubby Shindong Oppa. Tidak se-cute Sungmin Oppa. Tidak setampan Siwon Oppa. Tidak seimut Ryeowook Oppa. Dan tidak semisterius Kibum Oppa.

Entah bagaimana dan apa yang membuatku begitu menginginkan pria ini. Pria yang akan mengubah takdirku. Pria ajaibku. The great achievement-ku. Lee Hyukjae.


            ==


”Keabadian bukan segala yang kuinginkan sepanjang eksistensiku. Aku lebih menyegani kita yang saling mencintai lalu dipisahkan oleh maut dibanding harus menjalani keabadian seorang diri, tanpamu.- Jung Hyobin


=END=“Snow White”


===

Prolog
{What am i?}


Apa ya?

Aku berdiri di tempat ini. Di tengah lapangan yang penuh sesak dengan manusia dan segala tetek-bengek aktivitas mereka. Aku selalu senang memperhatikan manusia-manusia itu. Akan selalu begitu.
           
Gedung Yeomkwang High School menjadi latar tempatku sekarang. Dengan pohon yang mulai menghijau seiring kedatangan musim semi. Dengan semerbak nektar Chrysantemum yang mengumbar wangi. Dengan tetesan air mancur yang memantuli batu alam di sudut lapangan. Segala kuasa Tuhan yang aku syukuri eksistensinya.
Rambutku bergoyang kecil disentuh angin. Hari belum terlalu siang tapi selembar cahaya matahari memercik mukaku.

Aku menarik napas dalam. Menjejalkan oksigen di setiap lorong paru-paruku. Menakjubkan. Bahwa di dalam tubuhku tertopang sepasang paru-paru. Bahwa aku bernapas seperti halnya manusia dan itu menyebabkan jantungku terhantam debaran-debaran yang aku sendiri tak mengerti apa maksudnya. Ini membuat kebahagiaanku membuncah. Layaknya dunia dan seisinya berada dalam genggamanku.

Bukan tanpa sebab aku berada di sini. Aku tidak bisa mendatangi dunia manusia dengan sesuka hatiku. Peraturan menjeratku. Menjadi selayaknya manusia bukan perkara yang mudah. Aku mengimitasi semua yang manusia lakukan dan aku tahu itu tak akan memberi efek sedikitpun mengingat bahwa manusia tak mampu melihatku. Aku tidak kasat mata.

Dan soal apa aku. Manusia. Itu bukan bangsaku.


==


Snow White. Itu lebih mendefinisikan makhluk apa aku sebenarnya. Bukan tokoh dalam cerita anak-anak dengan tujuh kurcacinya yang aku maksud. Kaum kami lebih istimewa dari itu.

Para dewa sendiri yang menunjuk segumpal jiwa murni untuk melengkapi keluarga mereka. Dan aku termasuk satu dari jutaan jiwa yang beruntung itu.

Perawakan Snow White tidak jauh lebih baik dibandingkan manusia. Kelebihan kami hanya, mampu menembus tameng di kepala manusia untuk mencuri dengar apa yang makhluk itu pikirkan. Kadang-kadang. Tidak selalu ampuh sebenarnya.

Makhluk tanpa organ dalam. Itu sudah menjelaskan banyak hal. Bahwa kami tidak makan. Bahwa kami tidak memerlukan oksigen yang terikat dengan darah untuk mempertahankan eksistensi kami. Bahwa hati sama sekali tak berguna dan bahwa kami tak memerlukan otak untuk berpikir.

Snow White yang dinilai telah mencapai taraf kedewasaan akan menjelajah untuk menemukan jodohnya di bumi. The Great Achievement. Jodoh adalah pencapaian terbesar kami jika kalian belum tahu. Karena dengan begitu, kami dapat bereinkarnasi menjadi manusia.

Menemukan the great achievement bukan perihal mudah. Hal itu sama seperti mencari sebuah jarum di setumpuk jerami. Mencari sebutir nasi di galaksi yang maha luas. Sudah kukatakan bahwa kami tidak dapat mendatangi bumi seenak jidat.

Setiap 50 tahun sekali dalam hidupnya, snow white dewasa akan menjejakkan kaki mereka ke tanah bumi. Hanya tujuh hari kami dapat bertahan di sana. Itu pun bukan berarti kami dengan sekejap mampu menemukan jodoh. Kemungkinan terbesarnya hanya 40%.

Jika gagal?

Saat sudah jatuh tempo dan kami belum menemukannya, kami akan kembali ke Olympus menggunakan sayap kami dan menanti hingga 50 tahun ke depan. Sesederhana itu.
           
Saat kami berada di bumi, tubuh kami disogoki organ-organ dalam yang untuk mengingat namanya saja membuatku bingung. Itu berguna agar kami terbiasa menjadi manusia jika sewaktu-waktu sang jodoh datang dan mengubah kami. Kami hanya mampu bereinkarnasi saat bulan purnama tiba. Saat itu snow white dan pasangannya harus menyatukan setetes darah mereka. Dan setelah beberapa saat, tadaaa...manusia.

Bagaimana kami bisa tau jika seseorang itu adalah jodoh kami?
           
Mudah saja. Kami terlalu menyilaukan di mata mereka. Indra mereka mampu menangkap kederadaan kami. Hal terpenting adalah mereka memiliki benang merah di jari kelingking yang tidak dapat dilihat manusia dan benda itu saling berkaitan dengan benang di jari-jari kami. 
           
Ini adalah pengalaman tunggalku turun ke bumi. Aku gugup sebelumnya. Sungguh. Beruntung rayuan para senior ampuh mengendurkan syaraf tegangku.

Siwon Oppa, snow white super sempurna itu gagal 3 kali dalam hal ini. Bayangkan saja betapa tuanya dia. Hihihi. Ryeowook Oppa baru saja kembali dari bumi. Dan kalian tahu? dia mendapatkan kotak-kotak di perutnya yang coklat itu. Masih banyak lagi yang gagal dalam ekstradisi pencarian the great achievement mereka. Dan itu mampu menaikkan kepercayaan diriku. Sedikit.


            ==


1st day, Yeomkwang High School
{What does she think?}


Aku berkeliling di sekolah ini untuk mencari aktivitas manusia yang bisa ku imitasi, saat kemudian aku memutuskan menghentikan aktivitasku dan memandangi seorang gadis cantik yang berdiri sendiri menatap sesuatu. Aku mengikuti arah pandang gadis itu. Dia menatap dua orang yang duduk di sudut sana. Seorang gadis dan lainnya seorang pria. Mereka begitu akrab. Tapi menurut intuisi-ku, mereka bukanlah sepasang kekasih.

Dia memandangi mereka –tepatnya gadis di sana itu- dengan aura kebencian, kemarahan dan entahlah.

Kim Heebum. Dari name tag gadis ini.


            ==


2nd day, Yeomkwang High School
{Unfortunately}


Ini hari ke-duaku di bumi. Itu artinya waktu untuk mencari the great achievementku berkurang. Dan bodohnya, sekarang aku justru mengikuti gadis –Kim Heebum itu. Pikirannya membuatku penasaran.

Aku berjalan mengikuti alur punggung Heebum. Melewati koridor yang terhubung dengan lapangan sofball. Jika boleh aku berspekulasi, Heebum itu gadis yang manis.

Yah..tidak jauh beda denganku.

Hei..jangan memandangku seakan aku adalah pembohong tingkat dewa. Aku tergolong yang terindah dari kaumku. Jadi bisa dibayangkan betapa moleknya aku.

Pikiranku teralihkan oleh suara pikiran manusia di sekitarku. Heebum! Di mana dia?
Aku membalikkan badanku. Tidak! Jangan katakan!

”Heebum awas!” Aku mencoba meneriakinya. Dan di saat seperti inilah aku merasa tidak berguna. Siapa pun tak dapat mendengarku.

Kejadian itu begitu cepat. Tiang itu menimpa kaki Heebum tanpa diduga-duga. Dan setelah aku rasa sudah cukup merutuki ketidakberdayaanku, aku mendatanginya. Beberapa murid yang ada di sini menolong Heebum. Menyingkirkan tiang sialan itu. Gadis itu hanya meringis. Aku ingin menangis. Pasti sangat menyakitkan.

”Heebum-a, kau tak apa-apa?” Seorang gadis berjongkok di hadapan Heebum. Benar-benar cemas. Seingatku gadis ini adalah gadis yang menjadi obyek pandangan Heebum –dan aku- kemarin, Choi Seulrin. Dan pria yang berdiri di belakangnya itu, Cho Kyuhyun.

Heebum menepis lengan Seulrin yang terulur padanya. ”Tak usah berpura-pura peduli padaku!”

Jika aku adalah Seulrin, aku akan langsung pergi setelah diperlakukan seperti itu.

”Heebum, jangan begini.Suara Seulrin melirih. Aku belum menemukan titik perselisihan mereka sebenarnya.

”Pergilah. Aku tak membutuhkan bantuanmu.

”Heebum­-a... Kumohon.

”Sudahlah, ayo kita pergi saja.” Kyuhyun menarik lengan Seulrin menjauh. Sedikit aksi tarik-menarik yang timbul karena gadis itu menolak kemauan Kyuhyun untuk pergi.

Pada akhirnya Seulrin yang mengalah oleh tarikan paksa seorang Cho Kyuhyun.
Secepat cahaya, ada seorang pria yang menggamit lengan Heebum dan membantu gadis itu berdiri. Pria tampan yang membuatku meneteskan liur, Lee Donghae. Dan sayangnya bukan dia the great achievementku.

“Harga dirimu terlalu tinggi, nona Kim.


==


Kantin, Yeomkwang High School


Aku melangkah membuntuti Seulrin dan Kyuhyun.

“Kenapa kau mencegahku hah?”

“Apa kau tak bisa mendengarnya? Dia tidak membutuhkanmu.Kulihat Kyuhyun berdiri memunggungi Seulrin.

”Tapi dia terluka, Kyu! Kau lihat sendiri kan tadi?” Seulrin mendengus tak percaya. “Dan jangan kau pikir aku tak tahu bahwa kau benar-benar mencemaskannya! Tak usah membohongi perasaanmu.

Eh?


            ==


Angin membelai wajahku lembut. Menyejukkan. Aku dapat melihat manusia yang berlalu lalang dari atas sini. Dahan pohon yang tinggi memang tempat yang paling strategis untuk diduduki. Oh the great achievement-ku. Di mana kau sebenarnya? Ah... aku bosaaaaaaaaaaannn !!


            ==


3rd day. Yeomkwang High School
{Crazily}


Hari ke-tigaku di bumi. Dan karena tingkat kebosananku yang semakin merajai tubuh, aku masih saja mengikuti Heebum. Kemarin dokter memeriksa kakinya. Dan yah... dia memakai penyangga hari ini. Yang terpikir olehku, apakah gadis ini tak mengenal istilah izin tidak masuk sekolah?

Gadis itu berjalan sendiri menuju lokernya dengan buku-buku yang berada di pelukannya. Entah kenapa ruangan ini sepi sekali.

”Aish. Sial!”

Kulihat salah satu buku Heebum terjatuh. Untuk orang normal –yang tanpa penyangga- itu hal yang lumrah. Mereka tinggal memungutnya kembali. Tapi Heebum?

Dia berjongkok sedikit demi sedikit. Tentu saja kaki kanannya –yang di gips tidak ikut ditekuk. Aku tau itu sakit. Tangannya berusaha menggapai buku itu. Sedikit lagi... sedikit lagi... dan.. dapat! Akhirnya... aku ikut menahan napas tadi. Gadis itu mencoba berdiri. Tapi sial, kurasa kakinya mulai bermasalah. Dia tertahan di posisi itu sekarang. Tubuhnya berkeringat dan pucat pasi seperti menahan sakit.

Keparat. Akan kubunuh orang yang tidak memasang tiang itu dengan benar,” umpatnya.

Sebuah tangan terulur di hadapan Heebum. Dan aku tahu siapa. Cho Kyuhyun.

Heebum hanya memandangi Kyuhyun tanpa menerima uluran tangan pria itu. Membuat Kyuhyun menggoyangkan tangannya. ”Ku bantu.

Demi apa, jika tidak benar benar dalam keadaan terjepit, aku jamin Heebum akan menolaknya. Tapi keadaan berbicara lain. Heebum meraih tangan pria itu dan menggenggamnya erat. Kyuhyun menarik lengan Heebum kemudian mendekap pinggang gadis itu hingga berdiri.

”Jangan mengasihaniku.

Kyuhyun hanya tersenyum. Dan kalian tahu? Tangannya terulur hanya supaya bisa mengusap kepala Heebum lembut, lalu melangkah pergi. Gila!


            ==


”Hai, sendiri saja?”

Holaaa... aku mengikuti Seulrin kali ini. Dan yang bicara tadi, pria tampan-ku, Lee Donghae. Seulrin mengalihkan pandangan dari novel yang dia baca. Gadis itu menengok ke kiri lalu kemudian ke kanan. Eh? Ada apa?

”Kau berbicara denganku?”

Donghae langsung melayangkan pantatnya ke bangku samping Seulrin. ”Apa kau melihat ada orang di sini selain dirimu?”

Seulrin menggeleng. Dan mengerti bahwa Donghae memang mengajaknya bicara. Pria itu melayangkan pandangannya ke sekeliling. Mencari apa, tampan? Apa kau mencari gadis cantik seperti ku? Aish.. lupakan! (-__-”)

”Kemana teman Cho-mu itu?”

Seulrin menghedikan bahunya. ”Entahlah.

”Biasanya kalian selalu bersama.

”Tidak juga. Jika bosan bocah itu selalu berkelana sendiri.

”Dan meninggalkanmu?”

Seulrin mengangguk. ”Dia juga punya kehidupannya sendiri.

”Apa kalian pacaran?”

Hmm?” Sekali lagi Seulrin berhenti membaca. Beralih menatap wajah tampan Donghae yang penasaran. Pertanyaan bodoh macam apa itu?”

Donghae menelengkan kepalanya dengan begitu antusias. ”Jadi?”

”Kami hanya berteman, itu sudah lebih dari cukup.

Kulihat dahi Donghae yang berjengit sudah kembali mulus. Dan kalian tau apa yang pria itu katakan setelahnya? ”Baguslah. Aku tidak jadi patah hati kalau begitu.



            ==


4th day. Yeomkwang High School
{Umm...}


Jeng jeng jeng. Hari ke-empatku di bumi dan sosok sialan itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Apanya yang the great achievement? Harusnya istilah itu diganti dengan the worst person! Ah, tidak tidak! The great fault. Ya, kurasa itu lebih sesuai. Benar, the great fault. Tapi tetap saja, ah...

Tenang Hyobin, dinginkan kepalamu. Tarik napas, keluarkan. Tarik napas, keluarkan. Oke, aku lebih tenang saat ini. Aku harus menunggu the great achievement-ku sampai dia menemukanku.

Aku menggoyangkan kakiku yang terkulai. Aku sedang duduk di dahan pohon sekarang. Di sana, kulihat Heebum yang akan menaiki tangga dan ada Seulrin juga. Hei, ada apa?

Aku akan melihatnya.

”Pergilah. Aku tak butuh bantuanmu.” Heebum berbicara dengan nada dingin seperti biasa. Seulrin hanya diam dan mempertahankan senyumnya. Tangannya meraih lengan Heebum. Berani taruhan? Aku yakin Seulrin berniat membantu Heebum menaiki tangga. Dan sudah kuduga, Heebum langsung menepis tangan Seulrin.

”Kau pikir dengan membantuku kau akan memperbaiki segalanya hah?” Heebum melangkah pergi.


            ==



”Sebenarnya apa masalahmu dengan Heebum?” Kulihat Seulrin menghela napasnya. Lagi.

”Ini masalah keluarga, Kyu.

”Lalu? Jika masalah keluarga memangnya kenapa?”

”Jika masalah keluarga, kau tak semestinya tahu,” gumam Seulrin dengan muka ditekuk.

”Kenapa tidak? Anggap saja aku kaluargamu. Masalahnya selesai kan?”

”Tapi tidak semudah itu, bodoh.

”Ssstt... Kau sendiri yang membuat hal mudah menjadi sulit. Apa susahnya bercerita hmm?”

”Keras kepala!”

”Astaga, jangan bilang kau baru tahu.

Dasar bodoh.

Aku juara kelas. Apa kau lupa?

”Dasar sombong! Ah, sudahlah. Dengarkan aku. Kau tahu, kan, Heebum hanya tinggal dengan ayahnya?”

Kyuhyun mengangguk.

”Ibuku memiliki hubungan khusus dengan ayah Heebum.

Dahi Kyuhyun mengerut ”Lalu apa masalahnya?”

”Heebum pikir ayahnya telah melupakan ibunya dan menganggap ibuku datang lalu memperburuk keadaan.”


==


5th day. Yeomkwang High School.
{Blessing}



Waktuku di bumi tinggal sebentar lagi. Aku benar-benar pasrah. Misalkan waktuku habis pun, aku masih dapat mencarinya 50 tahun lagi. Tapi itu terlalu lama.

Aku duduk di samping Heebum. Mungkin kakinya sedikit ngilu sehingga gadis itu memutuskan duduk di taman belakang sekolah.

”Tidak pulang?”

Aku berbalik. Cho Kyuhyun. Pria itu langsung menjatuhkan diri di samping Heebum. Beruntung pantatnya tidak menindih badanku. Aku berdiri saja.

”Sebentar lagi aku pulang.

”Dijemput?”

Heebum menggeleng. ”Naik taksi.

Dan entah kenapa saat mendengarnya aura Kyuhyun mencerah. ”Pulang bersamaku?”

Ah, pantas saja. Dasar pria tampan! selalu saja seperti itu.

”Terima kasih, tapi tidak perlu.

”Kenapa kau selalu menolak niat baikku?”

Heebum menatap Kyuhyun yang sedang menatap lurus ke arah lain. ”Maksudmu?”


”Tak selamanya aku bisa menahan diri, Hee-ya.

Eh? Hee-ya? Tidak buruk. Hahaha. Dan gadis itu, ayolah... Kapan kau mengerti, Sayang?

”Menahan diri? Aku tak mengerti”

Giliran Kyuhyun yang menatap Heebum dengan kesal. Membuat gadis itu gelagapan karena tatapan tajam yang mampu menghunus jantungnya. Kenapa begitu sulitnya gadis itu untuk mengerti? ”Aku mencintaimu. Apa kau belum mengerti juga?”

Hahaha. Kalian harus melihat wajah Heebum sekarang. Mata gadis itu terbelalak dan mulutnya terbuka. Tangan Kyuhyun bergerak mendorong dagu Heebum perlahan agar tertutup. Hahaha... lihat, pipi gadis itu merona. Omona.

Otak Heebum sedang membanting tulang untuk mencerna semuanya. Dan sekarang, pemahaman baru itu muncul.

”Kenapa diam?” tanya Kyuhyun

Hmm? Lalu aku harus apa?”

”Aku beri kau dua pilihan.

Dua?

”Ya, dua pilihan. Pilihan pertama, kau jadi pacarku.

”Pilihan kedua?”

”Pilihan kedua, kau menolakku, tapi 5 detik setelah itu kau menjadi kekasihku dan jangan harap bisa lari.

”Itu sih sama saja namanya.

”Jadi...

”Jadi?”

Kulihat wajah Kyuhyun mendekati Heebum. ”Jadi mana pilihanmu, Sayang?” Sedetik kemudian Kyuhyun menekan bibir Heebum menggunakan bibirnya. Balas membalas. Dan kurasa ini tidak akan cepat berakhir.


==


Hyundai Dpartement Store


Aku mengintip foto yang sedang dibawa Heebum, fotonya dan Kyuhyun.

Kalian tahu? Kyuhyun menculik Heebum tadi, dan aku mengikutkan diri untuk diculik. Kalau tidak salah, kencan. Tempat ini namanya Departement Store. Apakah benar? Sepertinya sih iya.

Heebum menoleh ketika sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Sekotak susu coklat.
”Terima kasih.

Jari Heebum menelusuri bibir kaleng yang dingin dan mengembun. Gadis itu membuka lalu membiarkan cairan berwarna coklat yang manis itu mengaliri kerongkongannya. Matanya tak sengaja menumbuk satu keluarga yang duduk di sudut ruangan. Ayah, ibu, dan dua anaknya yang mulai beranjak dewasa.

Heebum-a, aku tahu perasaanmu.

”Kau ingin seperti mereka?” Heebum mengalihkan pandangannya ke arah Kyuhyun.

Gadis itu tersenyum kecut. ”Apa bisa?” Ucapannya terdengar seperti dakwaan. Bukan menyerupai seonggok pertanyaan yang butuh untuk dijawab.

Kyuhyun berjongkok di depan gadis itu. ”Aku tahu hubunganmu dan ayahmu lebih dekat dibanding apapun. Tapi apakah kau tahu Hee-ya? Tidak semua hal bisa diungkapkan ayahmu padamu. Ayahmu tetap saja membutuhkan pendamping.” Pria itu mengusap pipi Heebum lembut.

Perkataan Kyuhyun begitu merasuk ke dalam benaknya. Gadis itu memikirkan keluarganya, ayahnya dan kehidupan keluarga kecil itu setelah kematian ibunya 8 tahun lalu. Dan itu berhasil menohok hatinya. Memanaskan sekaligus melembabkan matanya, mengelukan lidahnya.

”Kyu...”

Hmm?”

”Antar aku pulang.


==


Heebum’s Residence



”Ayah pergi dulu.” Kulihat ayah Heebum yang sedang menuruni tangga sembari mengenakan jasnya.

”Hati-hati, Ayah.

Ayahnya masih muda dan tampan. Sungguh. Aku dan Heebum duduk di sofa bawah, memandangi Mr. Kim

Mr. Kim menghentikan langkahnya tepat sebelum tangannya merasakan dinginnya gagang pintu saat ucapan Heebum memanggilnya

”Ayah...

Hmm?”

”Besok...

”Besok?”

”Makan malam dengan Choi ahjumma di sini saja.

Mulai saat ini, sinar beban yang terpencar dari mata Mr. Kim menghilang. Penghalang hubungannya sudah sirna sekarang. Heebum sudah menyetujui hubungannya.
Dan aku.. aku ikut senang (^__^)


            ==


6th day. Heebum’s Residence
{All is well}



Heebum dan Seulrin duduk berdua di sofa balkon kamar Heebum. Orang tua mereka sedang makan malam. Dan hihihi.. (^__^”) aneh melihat dua gadis ini duduk bersama.

Bintang-bintang sedang tidak malu memancarkan pesonanya. Begitu juga bulan yang memantulkan cahaya matahari dengan anggunnya. Angin lembut menyapa. Menggelitik permukaan kulitku.

”Hah.. lega rasanya.” Seulrin merentangkan tangannya.

”Di sini dingin, ayo masuk.” Seulrin mengangguk ringan lalu berjalan mengikuti Heebum. Dan aku membuntuti mereka. Aku mengikuti Heebum yang menghempaskan tubuhnya ke kasur. Sedangkan Seulrin, dia berkeliling memandangi pajangan yang terletak di sini.

”Heebum-a?

Hmm?”

”Kenapa tiba-tiba kau menerima ibuku?”

Karena—“ Heebum mengulangi ucapan Kyuhyun tempo hari di dalam benaknya demi dirinya sendiri. “...setidaknya wajahmu tidak membuatku malu jika kau yang menjadi saudaraku.

Hahaha. Senang rasanya mendengar Heebum yang merutuki dirinya sendiri. Entah kenapa justru kata-kata itu yang meluncur dari mulutnya. Aku tahu, Heebum bukanlah orang yang menjadikan kecantikan sebagai prioritas utamanya.

Astaga, seorang Kim Heebum mengakui kemolekanku.

”Yah, tertawalah sepuasmu.

”Hahaha. Hei, apa ini? Heebum-a, kenapa ada fotomu dan Kyuhyun di sini?”

”Eh, itu...”


==


7th day. Yeomkwang High School
{Finally}


Hari terakhirku di bumi dan aku belum juga menemukan the great achievement-ku. Sedih. Tapi aku juga lega. Setidaknya aku akan pergi dengan perasaan bahagia melihat manusia terdekatku dalam keadaan baik-baik.

Aku sedang duduk di dahan pohon Yeomkwang High School untuk terakhir kali. Terlihat Kyuhyun dan Heebum yang sedang bermesraan di bawah sana. Hihihi.

Dari sini terlihat pula Seulrin yang mengitari sekolah. Sesekali bertanya pada murid lainnya. Berani bertaruh? Aku yakin dia mencari sahabat Cho nya itu. Saat dia melihat Kyuhyun dan Heebum, senyum terlukis di bibirnya lalu memutuskan memberikan privasi untuk pasangan itu. Pilihan tepat kurasa.

Aku turun dari dahan dan melangkah mengikuti Seulrin yang menuju ke kantin. Dia duduk di salah satu bangku. Tiba-tida sepangan lengan menutupi kedua mata gadis itu. Lee Donghae.

”Tidah lucu, Hae-ya.

Donghae menjauhkan tangannya dari mata Seulrin sembari memposisikan tubuhnya duduk di samping gadis itu. Bagaimana kau selalu bisa menebak kalau itu aku sih?

Tentu saja, Donghae-ya. Kau saja yang tak tahu kalau gadis itu adalah fans-mu.

Hei, kau tahu, tidak? Aku lega mendengar sahabatmu berpacaran dengan Heebum. Itu artinya tidak ada lagi pria yang berkemungkinan untuk memilikimu.

”Kau mendoakan aku menjadi perawan tua?”

”Tidak. Mungkin. Entahlah. Jika hanya itu satu-satunya cara agar tak ada pria mana pun yang memilikimu, maka jawabanku adalah iya. Tapi kau tak perlu khawatirkan jalan hidupmu ke depan nanti. Aku yang akan menjamin kehidupanmu.

”Astaga, Lee Donghae. Jangan katakan bahwa kau mencintaiku.

”Bagaimana jika benar? Jangan kau kira aku tak tahu bahwa kau juga mencintaiku, nona Choi.

Ya! Kenapa kau mengetahuinya?”

O..o Kenapa jadi seperti ini?

Donghae langsung menarik Seulrin ke dalam pelukannya. Ini tontonan menarik. Lebih menarik daripada melihat abs Siwon oppa yang menggiurkan itu. Sungguh.

Aakhirnya... setelah tiga tahun, aku dapat memelukmu seperti ini.

Hei hei hei. Kau terbutakan oleh pesonaku.

Ya ya ya, terserahmu menganggapnya seperti apa.

Hahaha... Sedih rasanya meninggalkan mereka. Aku berjalan menuju atap sekolah. Angin berhembus agak kencang di sini. Dan sudah waktunya aku pergi.  Selamat tinggal bumi, selamat tinggal Yeomkwang High School. Aku mengeluarkan sayapku

Tapi, eh?


Epilog
{I love you. Yesterday.Now.Tomorrow.Forever}


Aku menghapus riasan dari tubuhku. Pesta resepsi pernikahanku baru saja selesai. Dan sekarang rasanya tulangku remuk semua. 3500 undangan terlihat jauh lebih banyak dari perkiraanku.

Pintu kamar mandi terbuka dan aku dapat melihat seorang pria keluar dari sana melalui pantulan cermin meja riasku. Suamiku. Apakah aku sudah mengatakan ini? Aku manusia sekarang. Dan dia yang mengubahku. Hahaha.

Dia mendekat dan langsung memelukku dari belakang. Embusan napasnya yang mengenai tengkukku membuatku geli. Bergidik. Tapi menyenangkan. Itu artinya jantungnya masih berdetak untukku. Nyawanya masih bertahan untuk hidup bahagia bersamaku. Dia memainkan bibirnya di tengkuku. Dan dia benar-benar tau caranya. Aku tak mampu menahannya jika sudah begini.



{Flashback}
7th day. Yeomkwang High School


Aku mengeluarkan sayapku. Tapi, eh? Ada apa? Aku merasakan sesuatu menyentuh sayapku. Aku berbalik.

HYA!! Didia..

Ini sayap sungguhan?”

Aku tak peduli bagaimana wajahku saat ini. ”Kakau bisa melihatku?”

”Tentu saja. Kenapa tidak?” jawabnya dengan wajah inosen. Tidak tahukah dia bahwa aku sudah menunggunya selama ini?

Agar lebih meyakinkan, aku menatap jari kelingkingnya. Dan bingo! Benang merahnya terhubung dengan jari kelingkingku. Aku menatap sekilat name tag-nya. Nama yang sesuai.

”Kau, kalau boleh tahu, siapa namamu?”

Uwooo.. dia menanyai namaku. ”Jung Hyobin.

Aku tersenyum melihatnya. Senyumnya manis. Gusinya membuatku tergila-gila. Pria ini. Dia tidak memunyai lesung pipi seunik Jungsoo Oppa. Tidak secantik Heechul Oppa. Tidak se-cool Hankyung Oppa. Tidak semanis Yesung Oppa.Tidak segarang Kangin Oppa. Tidak sechubby Shindong Oppa. Tidak se-cute Sungmin Oppa. Tidak setampan Siwon Oppa. Tidak seimut Ryeowook Oppa. Dan tidak semisterius Kibum Oppa.

Entah bagaimana dan apa yang membuatku begitu menginginkan pria ini. Pria yang akan mengubah takdirku. Pria ajaibku. The great achievement-ku. Lee Hyukjae.


            ==


”Keabadian bukan segala yang kuinginkan sepanjang eksistensiku. Aku lebih menyegani kita yang saling mencintai lalu dipisahkan oleh maut dibanding harus menjalani keabadian seorang diri, tanpamu.- Jung Hyobin

=END=

7 komentar:

  1. waaaaaaaaaaaaah
    eh tumben buat ff pemeran utamanya bukan kyu ?
    hayooooo siapa ini yg buat ff nya ? hahahahahha bercandaaaa :*

    eh aku mau request, kapan kapan buat sequel nya kyu sama heebum yaaa yang banyak hihihi
    *ups lha po gampang nyari inspirasinya (._.) haha

    nona pasti tertawa bahagia habis baca ni ff wkwk, gimana enggak seneng . sampe nikah juga pula :o

    buatin ff pakek namaku yaaaa plis plisss hihihi
    kapan kapan juga boleh kok tapi hehehe, sama heechul oppa ya ?

    BalasHapus
  2. hahaha..
    ini pemeran utamanya yoobin, berarti yang bikin nona (ho?)
    ga ga..
    kalo masalah kyu sama heebum gampanglah, selalu tersedia inspirasi cadangan (?)
    nona seneng gara gara nikah, tapi dia minta yeteh yeteh nya.. hahaha
    oke oke, tara & heechul oppa.. aku bertapa dulu nyari intuisi..hehe
    makasi uda baca + comment :)

    BalasHapus
  3. hahahhah
    ciyeeeeeeh inspirasi cadangan wkwk
    oke aku dukung kamu ! ahaha fighting !

    yeteh ? ya allah non (-_-) masih sempet mikir begituan ? wkwk tapi dikasih dikit gak papa lho *eh HA HA HA HA *evillaugh

    jangan lama lama ya bertapanya haha
    buat ff ku sama heechul oppa genre nya terserah , haha yg penting ada scene romance + happy ending
    endingnya kita nikah juga boleh *lho

    haha sipp sipp sama sama sayaaaaaangku :)

    BalasHapus
  4. sayang sayang ! kayak anak kecil aja..
    hahaha
    oke, aku uda punya inspirasi tapi kayaknya bentuknya bukan fanfic deh..
    gapapa ya...
    hihihi

    BalasHapus
  5. Mwo??? Wae wae wae?
    Haha aku sedikit shock Ny.Cho waktu km marah2 sama abang kyuhyun dan AKU !
    Tapi sumvah makasih yaa :*
    FF ini bikin aku melupakan kegalauan saya karena tidak direstui sama mama nya maspacar (?)

    Tapi kutipan 'pantat' itu membuat saya sedikit emm banyaaak TERTAWA HAHA :D
    Gomawo *bungkukbungkuk*

    BalasHapus
  6. bentuknya apaan ? tapi bahasanya novel kan ?
    eksistensiku lah, terliarku lah, dan lain lainnyaa haha
    tapi sama heechul kan ? oke gak papa wkwkwk

    BalasHapus
  7. atun :
    eh? ny.nisamihardjo >> namasiapaini?
    induk sapi jahat banget sih..
    biarin aja deng, masi banyak induk sapi lainnya yang lebih baik.
    jangan sedih oke?
    makasih uda baca + comment yah..

    tara :
    bentuknya kayak curhatan. hari ini aku publish.
    ide ngebut tuh, 1 hari.. hahaha
    bahasanya? ga novel novel amat.
    bahasa nyantai.
    makasi lo buat comment nya.

    BalasHapus